Materi 10 : Forgiveness Part 2

Saat Sulit Memaafkan

Bicara memaafkan, baik yang sharing di grup maupun secara pribadi ternyata masih ada yang mengalami Kesulitan untuk memaafkan . Memaafkan di mulut sih mudah, tapi kalau memaafkan sampai di level hati, perasaan dan fikiran adalah hal yang sulit.

Kenapa hal ini bisa terjadi ?

Padahal sahabat semua, kita ini pernah lho menjadi pribadi yang sangat pemaaf . Kira – kira kapan ayo ? Ketika dulu kita masih kecil, masih anak-anak

Setuju ?

Jadi begini, Saya dan istri sering melihat Ghazi dan Umar putra Saya berebut mainan, kadang dalam perebutan itu ghazi yang pukul umar (adeknya) sampai menangis, lalu di lain waktu Umar yang cubit Ghazi (kakaknya) sampai menangis juga kadang hehe. Ketika hal itu terjadi hal yang paling Kami sering lakukan adalah mengajak mereka buat maafan, salaman, ciuman lalu berpelukan. Setelah itu hanya butuh beberapa menit saja mereka riang gembira lagi, main lagi seolah – olah tidak terjadi apa – apa.

Tidak hanya umar dan ghazi, Saya  yakin sahabat semua semasa kecil pernah berantam dengan temannya, bahkan sampai menangis mungkin tapi selang beberapa waktu (hitungan menit) melupakan semuanya dan bermain lagi seperti biasa.

Begitulah, kita semua pernah menjadi pribadi pemaaf yang sangat mudah memaafkan. Karena memang dari asalnya kita memang begitu, fitrah setiap manusia itu adalah orang baik. Kita semua orang baik. Saya yakin tentu nggak ada di antara Kamu yang baru lahir ke dunia tiba – tiba lansung jadi manusia baperan, pemarah, pendendam. Tidak ada kan ? Hehe.

Kalau ibaratnya handphone ketika keluar pabrik dalam kondisi baru disertai dengan 2 hal :

1.  Fitur – fitur bawaannya
2.
Buku panduannya

Nah kalau kita manusia fitur bawaan itu adalah fitrah, dan buku panduannya itu adalah Alquran. Yang membuat kita akhirnya jadi pribadi yang baperan, pemarah, susah memaafkan karena banyak program – program yang terinstall dalam diri kita baik disadari atau tidak.

Btw, kira – kira Kamu mau kembali ke fitrahnya ? Manusia yang pemaaf dan mudah memaafkan ?

Kalau jawabannya mau silakan lanjut silakan baca materi ini sampai selesai ya.

A. Menikmati setiap prosesnya

Sahabat semua, berubah menjadi pribadi yang lebih baik itu butuh proses, tidak instan seperti membalikkan telapak tangan. Guru Saya sering menyampaikan perubahan diri menjadi pribadi yang lebih baik itu seperti mengupas bawang. Pernah mengupas bawang ? Hingga sampai ke inti dalamnya kan dibuka dulu lapis demi lapisannya. Pelan perlahan. Begitu jugalah proses menjadi pribadi yang lebih baik termasuk juga menjadi pribadi pemaaf.

Setelah mendapat materi pemaafan apakah lansung menjadi pribadi pemaaf ? Saya tidak bisa menjamin . Sejauh ini pengalaman Saya ada 2 jenis perubahan dalam diri kita, khususnya pengalaman Saya pribadi.

1. Perubahan secara drastis, perubahan yang terjadi setelah dapat ilmunya. Ini biasanya untuk hal – hal yang belum menjadi kebiasaan atau karakter diri. Misalnya, dapat materi tentang halal haram. Pematerinya menyampaikan bahwa kalau mau membeli makanan di mall pastikan resto atau tempat penjualannya sudah mendapatkan sertifikat halal. Kalau mau makan nasi goreng atau seafood di food tanya dulu mereka masaknya pakai angciu atau tidak.

Nah setelah dapat materi Kamu lansung berubah drastis cara memilih makanannya, itu adalah contoh perubahan yang drastis.

2. Perubahan pelan perlahan dan butuh proses. Ini terkait dengan perubahan karakter atau sifat yang sudah mengakar misal marah, mudah baper, pengelolaan emosi serta kebiasaan buruk lainnya seperti pemalas. Kalau hal – hal ini tentunya butuh proses mengupas bawang sebagaimana yang Saya sebutkan diatas tadi.

Menjadi pribadi yang pemaaf bagi kebanyakan orang masuk di poin 2.

B. Mengenali Bahwa Diri Kita Ini Banyak Salah, Dosa, Banyak keburukannya

Sahabat semua, ketika orang lain masih melihat diri kita baik itu sebenarnya karena Allah Swt menutup aib-aib kita, menutup keburukan kita. Jika seandainya keburukan diri kita ini berbau busuk dan semuanya bisa tercium oleh orang sekitar kita tentu orang – orang akan lari jika dekat kita. Saking begitu busuk baunya. Maha pengasih dan penyayangnya Allah Swt adalah menjaga dan menutupi aib – aib kita.

Sulit memaafkan bisa juga disebabkan karena Merasa diri kita baik , Merasa diri kita mulia Merasa diri kita hebat , Merasa diri kita lebih dari orang yang menyakiti kita, sehingga ketika ada orang yang menyakiti kita kita merasa direndahkan, diremehkan atau dihinakan. Itulah nafsu, itulah ego. Ego ke – Aku-an.

Agar tidak merasa sakit hati ketika disakiti orang lain, misal dihina, dijelekkan atau direndahkan maka sadarilah karena diri kita ini sebenarnya banyak salahnya, banyak dosanya dan banyak hinanya.

Orang bijak mengatakan “Merendahlah serendah-rendahnya sampai tidak ada lagi yang bisa merendahkanmu”

C. Menyadari kalau diri kita baik sadar ataupun tidak sering menyakiti orang lain

Perasaan sulit memaafkan muncul ketika kita lupa bahwa kita juga sering menyakiti orang lain baik yang disengaja maupun yang tidak. Yang disengaja contohnya kata – kata yang kasar, sikap yang buruk sementara yang tidak sengaja misalnya candaan kita yang mungkin saja melukai hati orang lain. Kita mungkin merasanya biasa saja tapi bagi orang lain itu menyakitkan, belum lagi bahasa tubuh, raut wajah kita yang tanpa disadari juga bisa menyakiti perasaan orang lain.

Belum lagi kesalahan – kesalahan pada orang terdekat semisal Ayah, ibu, adik – kakak dan kerabat lainnya. Yuk evaluasi diri kita, seberapa sering kita menyakiti dan melukai hati orang – orang terdekat ?

Pada dasarnya dosa kita ini ada 2. Yang pertama dosa pada Allah yang bisa dihapuskan dengan taubatan nasuha dan yang kedua adalah dosa kepada manusia yang tentunya diselesaikan dengan saling memaafkan.

Jika selama ini kita merasa sulit memaafkan, hati susah tenang, perasaan sering tidak nyaman boleh jadi karena dosa – dosa kita pada Allah dan juga pada manusia. Ke depan yuk kita biasakan minta maaf. Biasakan evaluasi diri.

Kalau misalnya ada masalah dengan seseorang, meskipun “rasanya” orang tersebut yang jahat pada kita tapi utamakanlah untuk evaluasi diri kita terlebih dahulu sebelum menyalahkan orang lain. Lebih sering mengucapkan “Saya salah, Saya minta maaf” daripada “Ini salah Kamu, Kamu yang salah”

Coba kita lihat contoh kasus sederhana, misal Kamu ngekost bareng dengan temanmu. Ketika suatu saat kost-an mu berantakan, tiba – tiba Kamu dimaki-maki dan dimarahi oleh temanmu. Di saat dia marah Kamu punya 2 pilihan. Pilihan pertama balas memaki dan pilihan ke dua meminta maaf dengan mengucapkan “Iya Saya salah, saya seharian kuliah jadi belum sempat membereskannya. Saya minta maaf ya”

Percaya deh dengan Saya jika Kamu melakukan itu tidak akan terjadi lagi perdebatan panjang dengan temanmu, dan diapun akhirnya akan memilih diam. Kalaupun seandainya dia masih marah ya di dengarkan saja, beri dia waktu meluapkan emosi negative dalam dirinya.

Itulah 3 poin penting yang InsyaAllah akan sangat membantumu menjadi pribadi pemaaf. Sekarang masuk ke latihan .

1. Tulisan nama orang – orang yang hingga saat ini Kamu sangat sulit memaafkannya. Jika memang ada boleh dikomunikasikan dengan Saya atau Ummu Ghazi. Nanti kita coba bantu.

2. Minta maaf pada orangtuamu, pada ayah ibumu. Disegerakan, kalau bisa malam ini segera lakukan atau kalau jauh boleh telpon. Ucapkan 3 kata sakti pada mereka. Maafkan Aku, Terimakasih atas kebaikanmu selama ini dan Aku sangat mencintaimu

3. Minta maaf pada saudara dekat kakak atau adik kandungmu. Dan ucapkan juga 3 kata sakit diatas. Saya minta maaf, terimakasih dan Saya mencintaimu.

4. Tulis nama kerabat dekat yang mungkin pernah Kamu sakit hatinya lalu segerakan minta maaf

5. Tulis nama teman yang mungkin pernah Kamu sakiti lalu segerakan minta maaf.

error: Content is protected !!