Materi 11 : Dream Building

Dream Building

Materi kita di malam ini InsyaAllah cukup menarik yaitu Dream Building ini adalah tahapan ke 5 dari 8 tahap perubahan diri menjadi yang lebih baik.

Pertama – tama kita menyadari ada yang mesti diperbaiki, kedua kita menerima, ketiga kita mengakui, keempat kita memaafkan dan ditahapan selanjutnya adalah memiliki impian. Dream building inilah yang akhirnya menjadi titik awal bagi kita untuk bergerak maju terus menjadi pribadi yang lebih baik. Saya yakin sahabat semua disini tentu sudah memiliki impian, sudah punya harapan bahkan jauh sebelum ini. Harapan Saya mudah – mudahan materi tentang Dream Building ini bisa menjadi pengingat kita semua, kalau istilah minangnya Mangulang – ulang kaji

1. Kenapa Kita Harus Punya Impian ?

Kenapa kita harus punya impian ? Jawaban sederhanya tentu adalah karena Allah menciptakan kita di dunia ini. Sahabat semua tentu masih ingat materi yang pertama kali Kami berikan. Ada 4 alasan kenapa Allah menciptakan kita di dunia ini. Pertama untuk beribadah, kedua untuk jadi khalifah, ketiga untuk memakmurkan bumi dan keempat untuk melakukan amal terbaik.

Untuk memaksimalkan potensi kita dalam menjalankan 4  alasan atau tujuan Allah menciptakan kita di bumi inilah kita butuh impian. Itu alasan pertama.

Alasan kedua kenapa kita harus punya impian adalah karena secara fitrahnya kita ini selalu menginginkan yang terbaik. Kalau masih sekolah tentu ada keinginan untuk kuliah di kampus terbaik, kalau sudah mau lulus kuliah pengen kerja di tempat yang terbaik atau pengen membangun bisnis terbaik. Sudah kerja, sudah punya penghasilan tentu pengen menikah. Ketika ingin menikah tentu ingin dapat pasangan hidup terbaik. Setelah menikah tentu pengen lagi punya anak, pengen anaknya shaleh, pengen rumah tangganya sakinah, pengen beli rumah, beli mobil dan pengen banyak hal.

Tujuan kita punya Dream Building ini adalah untuk memantaskan diri kita agar Allah pantaskan mendapatkan harapan – harapan kita.

Jadi itu 2 alasan kenapa kita harus punya impian :

1. Karena Allah menciptakan kita untuk beribadah, jadi khalifah, memakmurkan bumi dan beramal Shaleh.

2. Untuk memantaskan diri kita mencapai harapan dan keinginan – keinginan kita.

Dua alasan ini penting sekali disinergikan agar kita dalam membangun dream building selalu selaras dengan tujuan akhir hidup kita yaitu akhirat. Menjauhkan kita dari cinta dunia, sehingga dream building kita tidak hanya tentang materi dan hal – hal keduniaan saja.

Ketika impian terwujudpun tidak membuat kita menjadi sombong dan merasa kitalah yang hebat. Tapi selalu memanjatkan puji syukur pada Allah Swt.

Begitu juga ketika Allah belum wujudkan impian kita tidak membuat kita malah patah hati, galau bahkan putus asa dan menganggap Allah tidak mengabulkan doa kita.

Misalnya ada seorang sahabat punya impian menikah di usia 20 tahun. Dia punya impian ini dari usia 18 tahun. Dia pun mulai memantaskan diri, semua amal ibadah ditingkatkan, uang dikumpulkan, belajar ilmu-ilmu pernikahan, belajar ilmu jadi orangtua.

Pokoknya dia berusaha sangat keras membuat dirinya pantas menikah di usia 20 tahun. Hingga akhir usia 20 tahun dia belum juga menikah, memasuki usia 21 tahun dia belum juga bertemu dengan jodohnya. Ada yang seperti ini ? Ada tentunya.

Ini adalah salah satu ujian bagi yang memiliki impian, sehingga tanpa disadari hal ini mendekatkan pada kekufuran. Merasa sudah beramal sebaik mungkin, mempersiapkan diri semaksimal mungkin tapi kenapa Allah tidak pertemukan juga dengan jodohnya ? Apa yang salah ?

Nah, maka dalam membangun dream building kita juga perlu memahami prinsip – prinsipnya. Seperti apa prinsipnya ? Silakan lanjut membaca ya.

2. Prinsip – prinsip dalam membangun dream building

Membangun dream building atau membangun impian adalah memunculkan keinginan serta harapan. Dan sudah menjadi tabiatnya manusia merasa kecewa ketika harapannya tidak terwujud. Sehingga pada titik ekstrim ada yang memiliki pemahaman lebih baik tidak punya impian sama sekali, hidup biarkan saja mengalir seperti air, hidup serahkan saja pada Allah Swt. Buat apa memiliki impian, nanti kalau tidak terwujud malah membuat kita kecewa.

Sementara dititik eksrim yang lain sangat fanatik dengan impiannya. Menganggap mimpi adalah segalanya.

“Kamu adalah apa yang kamu mimpikan”

“Bermimpilah dan yakin mimpimu pasti akan tercapai”

“Kalau Kamu berfikir bisa pasti Kamu bisa”

“Bermimpilah memiliki apapun yang Kamu inginkan”

Lalu dibuat dreamboard, dreambook dan sejenisnya. Jika terlalu fokus pada impiannya maka tanpa disadari lebih fokus berharap pada impiannya, dan tanpa disadari juga jadi lebih mengutamakan targetnya tercapai dari pada ridho Allah.

Sehingga muncul kasus ketika impiannya tidak tercapai kecewa pada Allah, menganggap Allah Swt tidak adil, menganggap Allah tidak mengabulkan doanya.

Lalu, bagaimana sebaiknya kita ? Saya menyarankan mengambil jalan tengah. Tidak menjadi orang yang terlalu pasrah sehingga membiarkan hidup mengalir saja seperti air tapi tidak juga terlalu fanatik pada impiannya.

Untuk itu kita perlu memaham prinsip – prinsip dream building berikut :

Pertama Memiliki impian itu perlu, dengan 2 alasan diatas tadi.

Kedua Meyakini bahwa apapun ketentuan Allah itulah yang terbaik bagi kita. Termasuk juga meyakini ketentuan jika impian kita tidak terwujud.

Ketiga Ketika memiliki impian boleh, yakin dengan impian kita yang terbaik boleh, tapi tetap yakini bahwa ketentuan Allah tetaplah yang terbaik. Misalnya ketika punya impian menikah di usia 25 tahun, saat memiliki impian itu hadirkan perasaan kalau kita dengan segala keterbatasan pengetahuan kita beranggapan usia 25 tahun adalah waktu yang tepat untuk menikah. Namun di waktu yang bersamaan kita meyakini juga ada waktu yang lebih tepat menikah buat kita dan tentunya itu hanya Allah yang tahu.

Bisa jadi sama waktunya, bisa lebih cepat dari harapan kita atau malah bisa lebih lama.

Keempat Luaskan niat kenapa kita ingin memiliki impian seperti itu. Misalnya ingin menikah. Coba tanya lagi diri sendiri kenapa kita ingin menikah ? Saran Kami luaskan niatnya.

Sebagai contoh niat menikah “Ya Allah HambaMu ingin menikah ya Allah, menyempurnakan separoh agama, menjalankan perintah Allah, menjalankan sunnah Rasulullah Saw, menjaga diri dari berbagai fitnah dan juga ingin melahirkan generasi – generasi shaleh dan shaleha”

Atau ingin bekerja di suatu tempat sebutlah ingin jadi dokter maka niatnya “Ya Allah hamba ingin jadi dokter, hamba ingin menjadikan ini sebagai jalan rezeki sekaligus jalan perjuangan. Hamba ingin membantu pasien agar sembuh dari penyakitnya, hamba ingin bermanfaat bagi banyak orang”

Itu beberapa contohnya. Jadi kita berusaha memastikan bahwa setiap harapan kita, impian kita memiliki dampak yang luas bagi masyarakat banyak khususnya umat. Tidak hanya untuk Memenuhi ego pribadi kita sendiri .

Di bagian luaskan niat ini akan membantu kita untuk mengevaluasi diri kita ketika memiliki impian. Ketika impian kita ternyata tidak memiliki dampak luas bagi banyak orang, dan bahkan tidak selaras dengan nilai – nilai Islam tentu mimpi itu perlu dikoreksi. Misal punya impian ingin jadi direktur di bank X misalnya, padahal kita tahu bank tersebut masih menggunakan sistem riba, dengan jadi direktur disana tentu secara tidak disadari malah membantu menumbuhkan sistem riba. Sebaiknya impian yang seperti itu tidak perlu dilakukan.

Buat cowok – cowok, mungkin ada yang punya impian punya motor besar atau mobil sport. Periksa lagi niatnya ingin punya itu apa ? Apakah untuk sekedar keren – kerenan saja atau ada nilai dakwahnya.

Misal kalau seandainya punya motor gede atau mobil sport bisa bergabung di komunitas tersebut lalu berdakwah disana.

Kenapa niatnya mesti luas ? Coba deh sahabat cek orang – orang yang benar – benar berhasil di dunia dan memberi dampak kebaikan (tidak hanya orang muslim) memiliki pola yang sama yaitu niatnya luas.

Kurang lebih demikian materi malam ini ya, selamat menikmati. InsyaAllah di materi selanjutnya kita akan bahas tentang menemukan misi, menentukan visi dan langkah – langkah menyusun dream building.

Latihan dan Tugas 1

  1. Evaluasi diri selama ini niat kita selama ini ketika ingin mencapai sesuatu karena apa ? Sudahkah luas sebagaimana contoh diatas ? Atau masih sangat pribadi. Misal niat ingin dapat pekerjaan, niat ingin menikah, niat ingin memiliki sesuatu dan seterusnya.
  2. Coba pilih 3 harapan dan luaskan niatnya.



 

 

 

error: Content is protected !!