Materi 3 : Merancang Kriteria Jodoh Muslimah

Merancang kriteria jodoh

Jika berbicara tentang merancang goal pernikahan tentu tidak terlepas dari merancang kriteria jodoh. Sebab kriteria jodoh ini adalah menjadi bagian dari goal itu sendiri. Sebelumnya perlu Saya tekankan fokus di kriterianya bukan pada orangnya. Sebab jika Kamu fokus pada orangnya maka potensi patah hati, baper atau bucinnya lebih besar. Ketika Kamu fokus ke orangnya jika gagal dengan orang tersebut yang ada kecewa, patah hati dan butuh waktu dulu untuk menyembuhkan itu semua. Jadinya Kamu makin lama ketemu jodohnya.

Ketika fokus di kriteria tentu saat gagal dengan si A misalnya, tinggal ikhtiar lagi cari B, C dan seterusnya. Kuncinya adalah sesuai kriteria atau mendekati kriteria.

Merancang kriteria jodoh ini penting untuk memudahkan dalam menemukan jodoh serta memudahkan dalam memberi keputusan apakah sebuah lamaran akan diterima atau ditolak. Sebenarnya sebagian dari langkah-langkahnya sudah dibahas juga di awal buku ini. Dan, di bagian ini kita perdalam lagi.

Secara sederhana itulah skema merancang kriteria jodoh.Sengaja Kami masukkan kriteria jodoh harapan orangtua sebab memang pernikahan bukan soal anak saja tetapi juga tentang orangtua. Tidak hanya tentang bertemunya 2 insan manusia tapi tentang bergabungnya 2 keluarga besar. Maka sudah selayaknya melibatkan orangtua dalam merancang kriteria jodoh.

Melibatkan orangtua dalam merancang kriteria jodoh akan mengurangi adanya konflik antar orangtua dengan anak soal jodoh. Banyak kasus terjadi adalah ketika anak cocok orangtua tidak merestui, atau sebaliknya bagi orangtua cocok tapi anak merasa tidak sreg.

Akan jadi lebih rumit jika anak sudah terlanjur mencintai seseorang tapi ternyata tidak direstui oleh orangtua. Dampaknya adalah menunggu restu orangtua tanpa kejelasan waktu, bahkan Kami pernah menemui kasus lebih 3 tahun berjuang menemukan restu. Dan setelah menunggu sekian lama si laki-laki menyerah dan memilih menikah dengan orang lain. Kamu mungkin bisa bayangkan betapa teririsnya perasaan si wanita. Merasa dikhianati, merasa dikecewakan, merasa tidak berdaya. Lebih parah juga si wanita kesal dan marah pada orangtuanya karena menganggap pernikahannya dengan orang yang dicintai tidak terwujud gara-gara orangtua.

Kalau sudah rumit begini, tentu akhirnya malah membuat jodoh makin lama, bukan karena jodohnya tidak ada tetapi karena wanita butuh waktu untuk mengobati luka hatinya, memaafkan orangtua dan mantannya serta belajar membuka hati lagi untuk orang baru. Melibatkan orangtua dalam merancang kriteria jodohmu akan membantumu untuk tidak mengalami kerumitan ini.

  1. Merancang kriteria jodoh pribadi

Langkah pertama yang perlu Kamu lakukan adalah merancang kriteria jodoh pribadi. Ini biasanya adalah hasil perenungan panjang. Serta juga hasil dari mengenal diri sendiri dan mengenali visi misi hidup. (Tentang visi misi hidup simak dalam materi video yang diberikan)

Sampai akhirnya Kamu menemukan 2 poin utama kriteria yang sekiranya Kamu butuhkan dan Kamu inginkan untuk menjadi pasangan hidupmu. Perhatikan ya, yang dibutuhkan dulu baru yang diinginkan.

Poin pertana adalah kriteria wajib. Ini adalah tentang kebutuhan. Artinya kriteria ini harus ada dalam diri calon pasanganmu. Contoh :

  • Shalat 5 waktu berjamaaah, atau minimal mendirikan shalat 5 waktu.
  • Minimal bisa baca quran lebih bagus kalau ada hafalan
  • Akhlaknya bagus, tidak kasar baik secara fisik maupun psikis
  • Minimal punya kendaraan motor atau mobil
  • Pekerjaan atau suku tertentu
  • Dan seterusnya

Saran Kami di poin utama ini jangan terlalu banyak. Pilih hal yang benar-benar pokok atau fundamental. Sebab poin pertama ini adalah poin yang tidak bisa ditoleransi. Artinya jika si calon tidak memiliki 1 poin di bagian kriteria wajib ini maka dia akan ditolak. Misal shalatnya bolong-bolong. Atau dia kasar, otomatis tolak.

Yang membuat wanita lama atau sulit jodoh biasanya penyebabnya adalah memasukkan terlalu banyak poin di menjadi kriteria wajib. Meskipun tidak ditulis tapi tanpa disadari banyak hal dijadikan kriteria wajib. Akhirnya sulit merasa sreg dengan seseorang, ada yang datang ditolak lagi dan lagi tanpa alasan yang jelas.

Poin kedua adalah kriteria pendukung. Ini adalah tentang keinginan. Poin keinginan ini sifatnya bonus. Kalau ada syukur. Tapi kalau tidak selama memenuhi kriteria wajib ya tidak masalah :

Contohnya adalah :

  • Tinggi badan sekian cm
  • Kulit putih, ganteng dan tampan
  • Shaleh banget, mengerjakan semua ibadah sunnah
  • Paham agama
  • Bisa bahasa arab
  • Hafal 30 juz dan bacaan qurannya merdu
  • Ustadz
  • Punya mobil mewah
  • Punya rumah mewah
  • Gaji diatas 50 juta
  • Bisa mengajak honeymoon ke 5 negara
  • Dan hal lainnya

Berharap kriteria pendukung ini boleh dan sah-sah saja. Tetapi jangan dijadikan kriteria wajib. Berusaha mendapatkannya ya juga tidak masalah selama Kamu juga terus meningkatkan kualitas diri. Artinya dirimu juga bisa diterima oleh laki-laki yang memiliki kriteria tersebut.

Boleh nggak memasukkan kriteria pendukung jadi wajib ? Ya, boleh saja selama Kamu merasa layak. Misalnya Kamu seorang hafidzah yang hafal 30 juz quran maka syarat wajib kriteria jodohmu adalah laki-laki yang juga hafidz 30 juz. Sebab jika Kamu seorang hafidzah quran tentu lingkaran pergaulanmu juga para hafidz-hafidzah quran. Jadi menemukan laki-laki dengan hafalan 30 juz atau mendekati 30 juz bukanlah perkara sulit.

Contoh lain, Kamu punya penghasilan 30 juta sebulan. Lalu Kamu menjadikan kriteria wajib laki-laki yang penghasilannya diatas 30 juta tentu juga tidak masalah. Karena kalau penghasilannya 30 juta tentu lingkaran pergaulanmu dengan penghasilan segitu juga. Jadi menemukan laki-laki dengan penghasilan kisaran diatas 30 juta tidak terlalu berat.

Sekarang silakan lansung praktek ya. Isi tabel dibawah ini :

Kriteria Wajib

Kriteria Pendukung

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

  1. Membicarakan kriteria jodoh dengan orangtua

Setelah Kamu merancang kriteria jodoh pribadi maka tahapan selanjutnya adalah membincangkan kriteria jodoh dengan orangtua. Semakin cepat Kamu membicarakan ini dengan orangtuamu semakin baik. Jadi, jangan ditunda-tunda.

Hal pertama yang perlu Kamu perhatikan adalah waktu untuk mengkomunikasikannya. Perhatikan kapan waktu orangtuamu nyaman, tenang dan kondisi hatinya senang. Istilah kekiniannya saat orangtua moodnya bagus. Jadi, Kamu perlu mengenali orangtuamu kapan beliau senang, sedih, moodnya kurang bagus. Bisa dikenali melalui ekspresi wajah, bahasa tubuh, intonasi kata dan seterusnya. Idealnya Kamu sudah memiliki kepekaan ini terhadap orangtua ya karena sudah bersama dalam waktu yang cukup lama.

Atau cara kedua ciptaan mood bagus orangtua. Misal Kamu bisa ajak orangtuamu jalan-jalan, menginap di hotel 1-3 hari. Ajak makan, beliin barang yang disukai. Lalu dalam perjalanan senang-senang itu bicarakan soal jodoh dengan beliau.

Jika memang dananya masih terbatas bisa dari hal sederhana dulu seperti mengajak makan keluar, cari resto yang nyaman untuk membicarakan hal serius. Tentu dengan syarat rutinkan

Pada intinya sebelum membicarakan jodoh Kamu buat dulu orangtuamu nyaman, senang dan bahagia. Saat mood mereka baik baru bicarakan soal jodoh. Oya kalau yang mungkin selama ini belum akrab dengan orangtua bangun keakraban dulu. Bangun kedekatan dulu. Mulai bercanda hal-hal receh dengan orangtua, sering-sering ngobrol dengan orangtua. Agar saat membicarakan jodoh kesannya tidak suram mencekam dan menakutkan.

Setelah Kamu hadirkan kenyaman baru mulai buka obrolan. Misal tanya :

“Kalau misal Ayah ibu punya menantu harapannya yang seperti apa ?”

Ketika mengajukan pertanyaan demikian bisa saja muncul beberapa jawaban semisal :

  • Ayah pengennya Kamu dapat suami yang mapan nak. PNS kalau bisa sudah punya kendaraan ya agar kemana-mana nggak naik angkot. Kasian Kamunya.
  • Ayah ibu terserah Kamu aja nak. Yang penting Kamu senang. Kamu bahagia.

Jika jawaban mereka masih terlalu umum coba gali lagi, atau beri penawaran. Misal jawaban orangtuamu terlalu umum “Terserah Kamu aja anak. Yang penting Kamu senang. Kamu bahagia”

Coba Kamu ajukan tawaran kriteria jodoh harapanmu. Kalau orangtuamu setuju Alhamdulillah tinggal minta doa mereka. Tapi kadang ada kasus dimana orangtua bilang terserah tapi ketika diajukan penawaran jawabannya baru mulai terlihat semisal :

“Iya sih agamanya penting tapi akan lebih baik kalau satu suku (sama-sama jawa) misalnya”

Nah, kalau orangtua sudah mulai memperlihatkan harapannya itu pertanda Kamu perlu diskusikan lagi dengan mereka. Sampai pada akhirnya ada kesepakatan bersama atau Kamu mengikuti apa harapan orangtua.

Sebab, membicarakan perkara ini dengan orangtua agak unik. Idealnya tentu ada musyawarah tetapi jika musyawarah tidak menemukan kesepakatan bersama dan orangtua bersikeras dengan harapan beliau tentu anak lebih baik ridho dengan itu. Terasa berat ? InsyaAllah akan jadi jalan bakti tersendiri bagi Kamu.

Pernikahan bukan hanya tentang bertemunya dua insan manusia tetapi juga bersatunya dua keluarga besar. Jadi restu dari keluarga adalah hal penting dalam pernikahan, dan tentunya jadi sebab dibarakahinya pernikahan. Tentu Kamu tidak ingin menjalani pernikahan yang tidak direstui oleh orangtua atau orangtua merestui tapi dalam keadaan terpaksa.

Setelah ada titik temu, ada kesepakatan antara Kamu dengna orangtua soal jodoh. Kamu dan orangtua sudah memiliki frekuensi serta persepsi yang sama soal jodoh baru langkah selanjutnya ikhtiar menemukan jodoh. Ikhtiarnya akan lebih baik dan InsyaAllah lebih berdampak jika Kamu melibatkan orangtua.

“Ummu Ghazi, orangtua saya tidak mengerti apa-apa, minta tolong dicarikan juga tidak bisa bantu”

Tunggu dulu, ikhtiar ga selalu tentang orangtua mencarikan jodohnya lansung. Tetapi ikhtiar juga bisa dalam bentuk doa, dukungan, atau kata-kata penyemangat. Jadi, jangan remehkan ikhtiar orangtua meskipun itu satu kalimat “Ayah doakan ya Nak….”

Nah, setelah Kamu merancang kriteria jodoh pribadi serta juga telah menyepakatinya dengan orangtua tentu langkah selanjutnya adalah menyusun kriteria jodoh bersama.

Kriteria Wajib Bersama

Kriteria Pendukung Bersama

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

 

Silakan diisi, inilah yang akan menjadi panduanmu dalam ikhtiar menemukan jodoh. Baik itu cari sendiri (Kamu yang lebih aktif) ataupun nanti ketika ada laki-laki yang mengajak taaruf. Kamu bisa jadikan ini sebagai tolak ukur. Tapi bukan berarti harus sama persis 100% dengan kriteria harapanmu. Tapi paling tidak untuk poin-poin wajibnya terpenuhi.

Pilih-pilih jodoh boleh nggak ? Boleh tentunya, tapi tolak ukur utama tentu ada di kriteria wajib. Sementara yang sebaiknya dijauhi adalah ketika menjadikan kriteria pendukung sebagai tolak ukur pertama.

Jika suatu ketika Kamu mengalami kesulitan dalam memutuskan apakah akan menerima atau menolak seseorang ada beberapa hal yang perlu Kamu lakukan. Diantaranya adalah menguji kelayakan jodoh.

Silakan nanti diisi, lalu musyawarahkan dengan keluarga dan juga orang-orang shaleh. Semoga membantu Kamu dalam memutuskan apakah akan menikah atau tidak dengan seseorang.

error: Content is protected !!