6 Ikhtiar Menemukan Jodoh
Nah, sekarang kita masuk bagian terakhir pembelajaran ini. Mungkin juga bagian yang Kamu tunggu-tunggu. Yaitu ikhtiar serta langkah menemukan jodoh.
Bagian ini bisa Kamu praktekkan lansung setiap poinnya. InsyaAllah akan menjadi salah satu ikhtiarmu dalam menemukan jodoh.
Untuk segera memulai ikhtiar menemukan jodoh tidak mesti menunggu dirimu sempurna dulu ya. Lakukan poin-poin untuk menjadikan pribadi magnet jodoh diatas sembari ikhtiar mencari calonnya. Proses belajar dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik adalah proses yang panjang
Kalau Kamu memang benar serius ingin segera menikah bicarakan sesegera mungkin dengan orangtuamu. Sampaikan niat baikmu pada orangtua serta minta pandangan mereka.
Secara syariatnya memang jodoh wanita itu tanggung jawab dari Ayah (walinya), firman Allah Swt dalam surah An-Nur ayat 32 :
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Jadi, perintahnya kawin (nikahkanlah) , tentu ayat ini untuk para wali agar menikahkan anaknya. Idealnya seorang ayahlah yang mendidik putrinya menjadi wanita shaleha yang taat lalu juga mencarikan laki-laki shaleh untuk pendamping hidupnya. Tetapi realitanya tentu tidak selalu demikian, karena keterbatasan pemahaman serta kondisi maka ayah belum memungkinkan membantu lansung mencarikan jodoh untuk anaknya. Dalam kondisi seperti ini paling tidak doa sang ayah menyertai ikhtiar anak menemukan jodoh.
Di sisi lain, para Ayah (wali) seolah berlepas tangan soal jodoh anaknya karena memang anaknya tidak ingin dijodohkan, memiliki cara pandang yang kurang baik terkait perjodohan. Melihat perjodohan itu dekat dengan nikah dipaksa. Padahal tidak selalu demikian, wali meskipun mencarikan calon untuk putrinya tentu perlu minta izin (restu) kepada putrinya.
Kedekatan antara anak dengan ayah juga mempengaruhi perjodohan ini, anak yang kurang dekat dengan Ayah (tidak terbangun kepercayaan pada ayah) sulit menerima pilihan ayahnya. Sementara anak yang memiliki hubungan baik dengan Ayah, sudah terbangun kepercayaan pada ayahnya cenderung lebih mudah menerima perjodohan dari Ayah.
Temui kerabat – kerabat dekatmu, jalin silaturahim dengan mereka. Sampaikan niat baikmu pada mereka Kalau Kamu pengen menikah. Ceritakan juga tentang kriteria jodoh yang Kamu harapkan sebagaimana hasil musyawarah dengan orangtua. Lalu, terakhir minta didoakan oleh mereka.
Mungkin saja kerabatmu akan menanyakan apakah sudah ada calonnya ? Ya jawab saja belum dan kembali ulangi minta didoakan. Nah, kalau seandainya kerabatmu memiliki kenanlan laki-laki baik yang belum menikah biasanya mereka akan mencoba mengenalkanmu dengan laki-laki tersebut. Menawarkan calon untukmu.
Hal yang Kamu lakukan ke orang – orang ini sama seperti yang Kamu lakukan di poin 2. Menyampaikan keinginan mau menikah dan minta didoakan. Mudah-mudahan diantara mereka ada yang punya kenalan laki-laki yang bisa masuk target calon jodohmu.
Punya teman yang sudah menikah ? Coba temui atau hubungi mereka, bangun hubungan baik dengan mereka. Minta waktunya, bilang Kamu mau menikah minta sharingnya pengalaman kehidupan pernikahan. Lalu diakhiri minta didoakan. Biasanya temanmu akan nanya sudah ada calonnya belum ? Kalau belum bisa saja diantara sekian temanmu menawarkan bantuan untuk mengenalkan dengan laki-laki. Saudaranya mungkin atau bisa juga teman dari suaminya.
Bergabung disana sembari memantau apakah ada kira – kira teman lamamu yang agamanya baik, akhlaknya bagus tetapi belum menikah. Jika ada, dan Kamu tertarik dengannya maka bisa ajak dia memulai proses taaruf duluan. Btw, tentang ini Kamu bisa saksikan video yang akan dibagikan sebagai bonus ebook ini.
Hal terakhir yang bisa Kamu lakukan juga adalah memperluas jaringan pergaulan dengan bergabung komunitas. Bisa komunitas kajian, komunitas relawan atau komunitas yang Kamu memiliki passion disana. Sebagai informasi Saya dan Ummu Ghazi berkenalan pertama kali di komunitas. Melalui perantara founder komunitas Kami akhirnya menjalani proses taaruf.
Tentu ketika bergabung di komunitas tujuan utamamu bukan hanya semata untuk mencari jodoh, tetapi Kamu memang minat dan menyukai komunitas tersebut. Ingin belajar, bertumbuh serta berkontribusi di komunitas itu. Agar “terlihat” di komunitas tentu Kamu perlu memiliki kualitas diri yang bagus serta menunjukkan kualitas dirimu tersebut. Sehingga pada akhirnya kualitas diri itulah yang membuat seseorang mengetahui keberadaanmu lalu tertarik ingin menikahimu. Atau setidaknya petinggi komunitas (entah itu foundernya) mengenalimu dengan baik, tau kualitas dirimu dan pada akhirnya membantu menjodohkan Kamu dengan anggota komunitas lain yang dilihat setara denganmu.
Jadi pada intinya Kalau Kamu bergabung komunitas jangan jadi “silent member” tapi aktiflah, bergerak, dan tunjukkan kualitas dirimu.