Materi 19 : Pondasi Hubungan Suami Istri Part 2

Sekarang kita lanjutkan materi yang sebelumnya membahas Peran Suami dan bahasan malam ini adalah Peran Istri

Konsep dasarnya masih ada di surah An-Nisa ayat 34 :

“….Sebab itu maka wanita yang sholih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”

Di kitab tafsir Ibnu Katsir ayat diatas dirinci menjadi 3 tanda wanita shalihah ideal dalam menjalankan peran sebagai istri. Ketiga tanda tersebut adalah :

1. Sholihah

Sholihah adalah wanita yang shaleha, ia taat pada Allah dan Rasul-Nya, ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, ia yang menjalani perintah Allah dan Rasul-Nya dengan baik serta juga meninggalkan larangan Allah dan Rasul-Nya. Nah, buat para laki-laki yang belum menikah, dalam memilih jodoh jadikanlah kualitas keshalihan calon istrinya sebagai syarat yang pertama dan utama.

Begitu juga untuk para wanita yang saat ini masih sendiri atau sudah menikah teruslah memperbaiki diri, tingkatkan kualitas keshalihan diri. Sebab kualitas keshalihan diri akan sangat membantu Kamu dalam menjalani peran penting sebagai istri.

2. Qonitat

Di tafsir Ibnu Katsir, Imam Ibnu Katsir menulis 

”Ibnu Abbas dan banyak ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah wanita – wanita yang taat kepada suaminya” 

Ketaatan istri kepada suami adalah salah satu kunci utama terwujudnya rumah tangga yang sakinah, mawaddah warrahmah. Kunci untuk taat pada suami tentu si wanita ini harus Shalihah dulu, taat dulu pada Allah Swt. Karena taat pada suami adalah perintah Allah tentu wanita shalihah akan taat pada suami sebagai bentuk taatnya pada Allah Swt. Jadi taat pada suami bukan karena cinta semata, tidak karena suami kepala keluarga yang memberi nafkah dan tidak juga karena takut pada suami.

Ketaatan istri pada suami adalah bentuk ketaatan wanita shalihah pada Allah Swt, karena yang memerintahkan wanita taat pada suami adalah Allah Swt

Rasulullah Saw bersabda :

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw (mengenai istri bagaimanakah yang terbaik ? Beliau menjawab : yaitu yang paling menyenangkan bila dipandang, menaati suami bila diperintah, serta tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci (HR. An – Nasai dan Ahmad)

Rasulullah juga memberi kabar gembira untuk para wanita yang taat pada suaminya yaitu Bisa masuk syurga dari pintu manapun yang ia suka sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

Jika seorang istri selalu menjaga shalat lima waktu, berpuasa sebulan Ramadhan, menjaga kehormatannya (dari perbuatan zina) serta benar – benar taat pada suamina, maka dikatakan kepadanya (kelak di akhirat) : masuklah engkau ke syurga melalui pintu manapun yang kau sukai (HR. Ahmad)

MasyaAllah, indah sekali bukan imbalan untuk para istri yang patuh dan taat pada suaminya. Tentunya ketaatan untuk hal – hal yang tidak bertentangan dengan aturan Allah Swt.

Ada beberapa cara wanita shalihah untuk taat pada suaminya yaitu :

Pertama : Mengakui Kepemimpinan Suami dalam rumah tangga

Sejatinya ijab kabul dalam akad pernikahan adalah penyerahan tanggung jawab dari Ayah seorang wanita kepada seorang laki-laki yang akan menjadi suaminya. Maka setelah akad pernikahan dinyatakan sah sejak itu jugalah tanggung jawab atas diri wanita tersebut ada pada laki-laki yang menjadi suaminya.

Bagi wanita ketaatan ini  dimulai dengan Mengakui kepemimpinan suaminya ,mengakui bahwa dirinya mulai detik itu dipimpin oleh suaminya.

Pengakuan ini tentu tidak harus diucapkan secara lisan , tapi yang paling utama adalah pengakuan ini berangkat dari lubuk hati yang terdalam.

Karena dari sini pada akhirnya akan melahirkan Adab seorang istri pada suami , adab inilah yang akhirnya membentuk cara bicara, sikap dan prilaku pada suami. Ini perlu dicatat ya Adab pada suami yang akhirnya melahirkan sikap dan perilaku pada suami, sementara adab dibentuk dari penerimaan dan pengakuan dalam diri bahwa suaminya adalah pemimpinnya.

Inilah titik awal dari ketaatan yang sesungguhnya.

Sehingga…

Ketaatan istri pada suami bukanlah taat karena rasa takut pada suami…

Ketaatan istri pada suami bukanlah mengalahnya istri pada suami…

Ketaatan istri pada suami bukan nurut ikut manut di prilaku tapi hati jengkel..

Ketaatan istri pada suami bukan juga hanya karena cinta dan sayang pada suami…

Ketaatan istri pada suami bukan juga karena suami baik, dan sayang pada dirinya…

Ketaatan istri pada suami bukan balas budi atas kebaikan suaminya…

Ketaatan istri pada suami tidak melihat kondisi agama suami, status ekonomi dan pendidikan suami.

Jadi, ketataan istri pada suami sejatinya bukan lagi antara istri pada suaminya tetapi ketaatan pada Allah Swt. Istri yang shalihah akan taat pada suami karena dia yakin dibalik ketaatan itu ada kebarakahan . Kebarakahan inilah yang akhirnya membantu terwujudnya rumah tangga yang sakinah, mawaddah warrahmah.

Jadi, seberat apapun rasanya untuk patuh dan taat pada suami tetaplah taat selama itu tidak bertentangan dengan aturan Allah Swt.

Kedua : Berkomunikasi dan bersikap dengan penuh adab

Fenomena yang banyak terjadi saat ini adalah banyak istri yang lebih shalih, lebih pintar dibanding suaminya. Karena memang para wanita ini banyak yang ikut pengajian, ikut seminar parenting misalnya , banyak baca buku sementara di sisi lain suaminya tidak melakukan peningkatan kualitas diri. Dari satu sisi ini memang bagus ketika istri menjadi semakin banyak paham agama dan banyak ilmunya tapi disisi lain ternyata ada potensi buruknya juga (tidak semua tentunya) yaitu Istri merasa lebih hebat, merasa lebih shaleh, merasa lebih paham dari suaminya , dari merasa ini menghadirkan sikap sombong.

“Ah suami saya mah gitu – gitu saja”

“Suami saya pemalas, shalat saja di akhir – akhir waktu dibilangin malah maraha”

Karena di hatinya ada perasaan Merasa lebih baik maka saat komunikasi tanpa disadari muncul sikap sombong.

Sehingga nasihat yang disampaikan pada suami seperti menggurui, mengajari. Jangankan mau mendengarkan yang ada malah  suami menolaknya.

Komunikasi dengan penuh adab perlu dilakukan dalam setiap hal yang disampaikan, menyampaikan pendapat, menyampaikan usulan, meminta masukan dan membicarakan hal – hal penting lainnya.

Gimana caranya bisa komunikasi dengan penuh adab ?

Gimana caranya komunikasi tanpa emosi kesal atau marah ?

 Kuncinya ada pada Selesai dengan diri sendiri dulu , sudah kita bahas di materi 8 langkah perbaikan diri, mengenali ego dan memeluk ego sendiri. Ketika kita sudah bisa mengendalikan emosi dan diri sendiri InsyaAllah lebih mudah dalam mengendalikan diri ketika interaksi dengan pasangan.

3. Hafidzhah lil Ghaib

Nah yang ketiga adalah Hafidzhah lil ghaib atau memelihara diri ketika suami tidak ada. Maksudnya dia menjaga hak – hak suaminya, terutama saat suami tidak ada. Menjaga dirinya dengan tidak menerima tamu tanpa izin suaminya, tidak berinteraksi intens dengan laki-laki lain tanpa kepentingan yang jelas. Menjaga harta yang ditinggalkan oleh suaminya. Sehingga dengan sikap ini akan membuat suami merasa nyaman dan aman terhadap istrinya. Tidak ada prasangka serta kecurigaan pada istrinya.

Kurang lebih demikian 3 hal utama tentang wanita shalihah dan peran istri shalihah dalam surah An – Nissa ayat 34 Yaitu Shalihah , Qanitat dan Hafidzhah lil ghaib

Demikian materi  tentang peran istri. kalau ada pertanyaan yuk kita diskusikan di grup ya

error: Content is protected !!